PENGERTIAN OBAT
Obat
adalah sebuah ramuan zat sintetis ataupun kimia yang sudah diketahui jelas
manfaatnya dan keamanan penggunaannya, dapat menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit atau gejala-gejalanya. Sebuah obat baru boleh dikonsumsi dan
beredar di pasaran obat setelah melalui serangkaian uji coba dan telah
dinyatakan aman untuk digunakan pada dosis tertentu oleh departemen yang
bersangkutan yang ditunjuk oleh pemerintah.
Obat
bisa dikatakan sahabat bagi manusia karena dapat membangu menyembuhkan atau
mengurangi penderitaan di kala sedang sakit (tentunya dengan izin Allah
Subhanahu Wa Ta'ala). Namun, ada kalanya obat menjadi musuh yang ditakuti bila
pemakaiannya secara sembarangan (tidak atas indikasi penyakit atau bila timbul
reaksi alergi obat).
Agar
terhindar dari pemakaian obat yang tidak tepat dan mengerti tindakan apa yang
harus dilakukan bila timbul keluhan setelah penggunakan obat, sudah sepantasnya
kita mengetahui secara garis besar tentang seluk beluk obat terutama
obat-obatan yang sering kita gunakan.
Jenis-jenis Obat
Obat
dapat tersedia dalam bentuk jenis yang bermacam-macam yang akan dipakai sesuai
dengan kondisi pasien dan sasaran pengobatan. Obat yang dipakai secara per-oral
(diminum) seperti tablet, kapsul, sirup, puyer dan granula (serbuk), diberikan
pada pasien yang sadar dan dapat menelan obat. Pemberian obat per-oral relatif lebih
aman walau mulai kerja obat lebih lama akrena harus melalui proses penyerapan
pada saluran pencernaan. Obat yang diberikan secara disuntikkan (injektan) ke
dalam pembuluh darah atau otot dilakukan bila dosis obat dibutuhkan dalam
jumlah besar pada keadaan gawat darurat dimana diharapkan mulai kerja obat
lebih cepat, pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan obat dan
bila sehat dapat rusak kalau melalui saluran pencernaan.
Di
masyarakat saat ini, masih banyak yang beranggapan bila belum disuntik merasa
belum diobati. Pendapat tersebut sangat keliru. Perlu diketahui bahwa pemberian
obat melalui suntikan bukan tanpa bahaya, walau yang disuntikkan hanya vitamin
karena bila timbul reaksi alergi, obat tidak dapat dikeluarkan lagi dari tubuh.
Oleh karena itu, pemberian obat dengan cara disuntikkan hanya dilakukan bila
benar-benar diperlukan (ada indikasi).
Lain
halnya pula yang sering terjadi saat pasien berobat dalam keadaan demam tinggi
atau telah mengalami kejang demam. Maka untuk mengatasi segera gejala tersebut
perlu diberikan obat melalui suntikan. Namun, keluarga pasien menolak dengan
alasan kalau lagi panas tidak boleh disuntik karena bisa terjadi kelumpuhan
atau karena belum makan (lambung kosong) tidak boleh disuntik. Persepsi yang
keliru ini jelas dapat menghambat dokter dalam membantu mengobati pasien.
Tentunya seorang dokter punya alasan yang kuat bila harus memberikan obat
suntik dan tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi reaksi alergi setelah
obat disuntikkan. Yang penting pasien atau keluarga pasien jangan malu untuk
minta penjelasan lebih dahulu mengapa harus disuntik, obat apa yang diberikan,
apa manfaatnya, dan apa efek samping obat yang dapat timbul.
Sebaiknya
setelah mendapat suntikan pasien tidak segera pulang, tunggu sekitar 20-30
menit, bila tidak ada keluhan boleh pulang. Karena, bila timbul reaksi alergi
yang berbahaya dapat segera ditolong oleh dokter yang bersangkutan. Perlu
diketahui bahwa pemberian obat suntik hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter
atau di bawah pengawasan dokter.
Kadaluwarsa Obat
Setiap
bentuk obat memiliki batas waktu penggunaan (expired date) hanya saja pada obat
cair, salep atau obat yang tidak habis dalam sekali pakai, bila segel kemasan
telah terbuka maka batas keawetan obat tidak mengikuti lagi kadaluarsa yang
tertulis pada kemasan obat. Obat sirup setelah segel dibuka dan bila obat
disimpan dengan baik (botol tertutup dan di tempat yang kering dan sejuk) maka
obat dapat bertahan sekitar tiga bulan. Obat krem atau salep dapat bertahan
sekitar 2-3 bulan. Obat tetes mata setelah segel dibuka tidak boleh digunakan
kembali setelah lebih dari 7-10 hari, karena obat tetes mata harus dalam
keadaan cukup steril (bebas kuman) saat dipakai. Obat tablet atau kapsul yang
dikemas dapat bertahan sampai batas kadaluarsanya asal disimpan ditempat yang
kering dan kemasan belum rusak. Obat tablet yang tidak dikemas dapat dipakai
bila warna dan permukaan obat masih seperti semula, tidak nampak ada serbuk
kristal di permukaan obat. Obat dalam bentuk puyer yang dibungkus kertas hanya
dapat bertahan sekitar dua minggu bila simpan di tempat yang tertutup (plastik
atau pot obat).
Jenis Obat Menurut
Khasiatnya
Untuk
mengetahui obat apa yang harus dipakai dalam keadaan tertentu, alangkah baiknya
bila mengenali istilah obat yang sesuai dengan khasiatnya yang sering tertera
pada kemasan obat. Pembagian obat menurut khasiatnya diantaranya :
a.
Analgetik-Antipiretik
Obat
ini berkhasiat mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri
akibat luka atau radang. Selain itu juga dapat menurunkan demam.
Contoh
obat : parasetamol, aspirin, antalgin, asam metenamat, asetasol.
b.
Antitusif
Berkhasiat
untuk meredakan batuk, terutama batuk kering yang tidak disertai lendir.
Biasanya pada sediaan obat bentuk tablet atau sirup pada obat batuk sudah
terkandung obat ini.
Contoh
obat: dekstormetorfon, kodein.
c.
Mukolitik
Berkhasiat
untuk mengeluarkan dan mengencerkan dahak yang kental dengan mudah.
Contoh
obat : bromheksi HCL dan asetil sistein
d.
Ekspektoran
Berkhasiat
meredakan batuk berdahak dan merangsang pengeluaran dahak saluran nafas.
Contoh
obat: obat batuk putih, obat batuk hitam, gliseril guaikolat, sirup ipekak.
e.
Dekogestan
Berkhasiat
untuk melegakan hidung tersumbat dan mengurangi produksi lendir.
Contoh
obat : efedrin HCL, fenil propanolamin, pseudoefedrin
f.
Antialergi dan antihistamin
Berkhasiat
mengatasi semua gejala akibat penyakit alergi, seperti : alergi kulit
(kaligata), bersin-pilek, gatal pada hidung-tenggorokan, asma dan sebagainya.
Contoh
obat: CTM (klorfeniramin maleat), difenhidramin, prometazin.
g.
Antiemetik
Berkhasiat
mengurangi rasa mual dan menekan rangsang muntah. Gunakan setidaknya setengah
jam sebelum makan agar tidak muntah saat makan dan sesudah makan.
Contoh
obat: metaklorramid, klorporomazin
h.
Antasida
Berkhasiat
untuk menetralisir asam lambung pada penderita gangguan lambung (Dispepsia,
gastritis) sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, kembung dan mual. Obat ini
sebaiknya dikunyah setengah jam setiap sebelum makan dan sebelum tidur malam.
i.
Antisipasmodik atau spasmolitik
Berkhasiat
untuk melemaskan kram otot saluran pencernaan, laat kandungan dan saluran
kemih, dimana kontraksi otot pada alat tubuh tersebut dapat menimbulkan rasa
sakit seperti melilit, mules atau seperti ditusuk-tusuk yang sifatnya hilang
timbul.
Contoh
obat : papaverin
j.
Antimikorba atau antibiotik
Berkhasiat
untuk melemahkan dan mematikan kuman (mikroba) yang dapat berupa bakteri, jamur
atau parasit. Pemakaian obat ini paling sedikit selama 5 hari berturut-turut
dan dosisnya sesuai aturan pemakaian dari ahlinya.
Antibiotik
jangan dipakai sembarangan karena dapat timbul resistensi (kekebalan) kuman
terhadap obat tersebut. Gunakan antibiotik hanya bila dokter memberikannya atau
sepengetahuan dokter Anda.
Contoh
obat: ampisilin, amoksilin, metronidazole, kotrimoksazole.
Reaksi Alergi Obat
Adakalanya
tubuh kita sensitif terhadap obat-obat tertentu dimana terjadi reaksi alergi
setelah penggunaan obat yang diminum, disuntikkan, dioleskan ataupun
diteteskan.
Gejala
alergi setelah pemakaian obat dapat berbentuk gatal-gatal dan bentol-bentol
kemerahan pada sebagian atau seluruh kulit. Adakalanya gejala lebih hebat: muka
tampak membengkak, badan serasa panas, sesak nafas seperti serangan asma,
pingsan, dan lain-lain.
Jika
timbul alergi setelah penggunaan obat dalam satu jenis atau beberapa macam,
hentikan penggunaan obat tersebut dan segera hubungi dokter yang memberikan
obat. Bila anda mempunyai obat antialergi bisa anda gunakan sebelum berangkat
ke dokter. Jika timbul sesak nafas dan badan terasa dingin dan lemas segera
berbaring dan posisi kepala sejajar atau lebih rendah dari jantung, longgarkan
pakaian dan bila pasien cukup sadar berikan minuman yang banyak dan segera bawa
ke rumah sakit terdekat. Biasanya dokter akan menghentikan salah satu obat
tersebut yang diduga menjadi timbulnya alergi dan akan memberikan obat untuk
mengatasi segera reaksi alergi, mungkin penyebabnya bukan obat tersebut atau
terdapat lebih dari satu obat penyebab alergi disebabkan oleh hal lain,
misalkan makanan, gigitan serangga dan sebagainya.
Catat
dan ingat dengan baik obat apa saja yang menimbulkan alergi pada diri anda dan
keluarga, agar saat berobat anda dapat memberitahukan hal tersebut pada dokter
sehingga tidak terjadi reaksi alergi yang berulang-ulang pada pemakaian obat
yang sama. Berhati-hati pada penggunaan obat yang belum pernah dipakai
sebelumnya, coba dengan dosis yang lebih rendah dulu, bila 2-3 jam kemudian
tidak ada reaksi alergi pada tubuh anda.
Reaksi
alergi terhadap suatu obat atau zat merupakan hal yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, apabila pada penggunaan obat untuk pertama kalinya. Adalah tidak
bijaksana bila anda menyalahkan atau menjelek-jelekkan dokter karena obat yang
diberikannya menimbulkan reaksi alergi pada anda atau keluarga. Alangkah
baiknya anda segera menghubungi dokter yang bersangkutan agar ia dapat membantu
anda mengatasi reaksi alergi dan memastikan obat mana yang menimbulkan alergi.
Gunakan
obat bila memang diperlukan dengan cara yang tepat agar obat tidak berbalik
menjadi bumerang bagi kesehatan tubuh kita. Jangan segan untuk banyak bertanya
seluk beluk obat-obatan pada dokter atau ahlinya dibidang tersebut. Dengan
memakai obat secara tepat dan memohon kesembuhan pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Yang Maha Pemurah, Insya Allah, kesehatan akan terwujud pada keluarga kita.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar Dan Kesan Anda Tentang Blog Dan Postingan Saya disini :)